Cyber HackinG™ | Komunitas Forum Indonesia
CYBER HACKING™

©️ 2009-2013

==========================================

Selamat datang di forum

Cyber HackinG™️

FREE Forum, Download Center, Aplikasi, Softwares, Handphone, Smartphone, PC, Trick and Tips & Trick Internet Gratis TELKOMSEL, TSEL FB, INDOSAT, THREE AXIS, XL, SMARTFREEN dll.

Silahkan REGISTER Dahulu.

=========================================


Perlu di Ingat bahwa MEMBER diharuskan

LOGIN
untuk mengunduh kontent didalam forum, dan untuk melihat image yg ada.

Contact Email : ch.indoforum@gmail.com

============================================
Copyright ©️ Cyber HackinG™️ 2009-2013.


Cyber HackinG™ | Komunitas Forum Indonesia
CYBER HACKING™

©️ 2009-2013

==========================================

Selamat datang di forum

Cyber HackinG™️

FREE Forum, Download Center, Aplikasi, Softwares, Handphone, Smartphone, PC, Trick and Tips & Trick Internet Gratis TELKOMSEL, TSEL FB, INDOSAT, THREE AXIS, XL, SMARTFREEN dll.

Silahkan REGISTER Dahulu.

=========================================


Perlu di Ingat bahwa MEMBER diharuskan

LOGIN
untuk mengunduh kontent didalam forum, dan untuk melihat image yg ada.

Contact Email : ch.indoforum@gmail.com

============================================
Copyright ©️ Cyber HackinG™️ 2009-2013.


Cyber HackinG™ | Komunitas Forum Indonesia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


FREE Forum, Download Center, Aplikasi, Softwares, Handphone, Smartphone, PC, Trick and Tips & Trick Internet Gratis TELKOMSEL, TSEL FB, INDOSAT, THREE, AXIS, XL, SMARTFREEN dll.
 
IndeksLatest imagesPendaftaranLogin

 

 Sejarah idul adha.

Go down 
PengirimMessage
aranea4
Moderators
Moderators
aranea4



Sejarah idul adha. Empty
PostSubyek: Sejarah idul adha.   Sejarah idul adha. I_icon_minitimeSun Nov 06 2011, 20:28

Sejarah idul adha. 149285_117869411608983_116363618426229_132664_1367774_n
Pada suatu hari, NabiIbrahim AS menyembelih kurban fisabilillah
berupa 1.000 ekor domba, 300
ekor sapi, dan 100 ekor unta.
Banyak orang mengaguminya,
bahkan para malaikat pun
terkagum-kagum atas kurbannya. “Kurban sejumlah itu bagiku
belum apa-apa. Demi Allah!
Seandainya aku memiliki anak
lelaki, pasti akan aku sembelih
karena Allah dan aku kurbankan
kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung. Kemudian Sarah menyarankan
Ibrahim agar menikahiHajar, budaknya yang negro, yang
diperoleh dari Mesir. Ketika
berada di daerah Baitul Maqdis,
beliau berdoa kepada Allah SWT
agar dikaruniai seorang anak,
dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat
itu usia Ibrahim mencapai 99
tahun. Dan karena demikian
lamanya maka anak itu diberi
namaIsma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan
kegembiraan karena akhirnya
memiliki putra, seolah Ibrahim
berseru: "Allah mendengar
doaku". Ketika usia Ismail menginjak kira-
kira 7 tahun (ada pula yang
berpendapat 13 tahun), pada
malam tarwiyah, hari ke-8 di
bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS
bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu
(janjimu).” Pagi harinya, beliau pun berpikir
dan merenungkan arti mimpinya
semalam. Apakah mimpi itu dari
Allah SWT atau dari setan? Dari
sinilah kemudian tanggal 8
Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir/ merenung). Pada malam ke-9 di bulan
Dzulhijjah, beliau bermimpi sama
dengan sebelumnya. Pagi harinya,
beliau tahu dengan yakin
mimpinya itu berasal dari Allah
SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu
beliau sedang berada di tanah
Arafah. Malam berikutnya lagi, beliau
mimpi lagi dengan mimpi yang
serupa. Maka, keesokan harinya,
beliau bertekad untuk
melaksanakan nazarnya
(janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari
menyembelih kurban (yaumun
nahr). Dalam riwayat lain
dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS
bermimpi untuk yang pertama
kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah
100 ekor untuk disembelih
sebagai kurban. Tiba-tiba api
datang menyantapnya. Beliau
mengira bahwa perintah dalam
mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau
memilih unta-unta gemuk
sejumlah 100 ekor untuk
disembelih sebagai kurban. Tiba-
tiba api datang menyantapnya,
dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah
terpenuhi. Pada mimpi untuk ketiga kalinya,
seolah-olah ada yang menyeru,
“Sesungguhnya Allah SWT
memerintahkanmu agar
menyembelih putramu, Ismail.”
Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan
menangis hingga waktu Shubuh
tiba. Untuk melaksanakan
perintah Allah SWT tersebut,
beliau menemui istrinya terlebih
dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu
dengan pakaian yang paling
bagus, sebab ia akan kuajak
untuk bertamu kepada Allah.”
Hajar pun segera mendandani
Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan
menyisir rambutnya. Kemudian beliau bersama
putranya berangkat menuju ke
suatu lembah di daerah Mina
dengan membawa tali dan sebilah
pedang. Pada saat itu, Iblis
terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah
sesibuk itu. Mondar-mandir ke
sana ke mari. Ismail yang
melihatnya segera mendekati
ayahnya. “Hai Ibrahim! Tidakkah kau
perhatikan anakmu yang tampan
dan lucu itu?” seru Iblis. “Benar, namun aku
diperintahkan untuk itu
(menyembelihnya),” jawab Nabi
Ibrahim AS. Setelah gagal membujuk
ayahnya, Iblsi pun datang
menemui ibunya, Hajar.
“Mengapa kau hanya duduk-
duduk tenang saja, padahal
suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis. “Kau jangan berdusta padaku,
mana mungkin seorang ayah
membunuh anaknya?” jawab
Hajar. “Mengapa ia membawa tali dan
sebilah pedang, kalau bukan
untuk menyembelih putranya?”
rayu Iblis lagi. “Untuk apa seorang ayah
membunuh anaknya?” jawab
Hajar balik bertanya. “Ia menyangka bahwa Allah
memerintahkannya untuk itu”,
goda Iblis meyakinkannya. “Seorang Nabi tidak akan
ditugasi untuk berbuat kebatilan.
Seandainya itu benar, nyawaku
sendiri pun siap dikorbankan
demi tugasnya yang mulia itu,
apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal
itu belum berarti apa-apa!”
jawab Hajar dengan mantap. Iblis gagal untuk kedua kalinya,
namun ia tetap berusaha untuk
menggagalkan upaya
penyembelihan Ismail itu. Maka, ia
pun menghampiri Ismail seraya
membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-
main dan bersenang-senang saja,
padahal ayahmu mengajakmu
ketempat ini hanya untk
menyembelihmu. Lihat, ia
membawa tali dan sebilah pedang,” “Kau dusta, memangnya kenapa
ayah harus menyembelih diriku?”
jawab Ismail dengan heran.
“Ayahmu menyangka bahwa
Allah memerintahkannya untuk
itu” kata Iblis meyakinkannya. “Demi perintah Allah! Aku siap
mendengar, patuh, dan
melaksanakan dengan sepenuh
jiwa ragaku,” jawab Ismail
dengan mantap. Ketika Iblis hendak merayu dan
menggodanya dengan kata-kata
lain, mendadak Ismail memungut
sejumlah kerikil ditanah, dan
langsung melemparkannya ke
arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis
pun pergi dengan tangan hampa.
Dari sinilah kemudian dikenal
dengan kewajiban untuk
melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji. Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim
AS berterus terang kepada
putranya, “Wahai anakku!
Sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-
Shâffât, [37]: 102). “Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai
bapakku! Kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, Insya
Allah! Kamu mendapatiku
termasuk orang-orang yang
sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102). Mendengar jawaban putranya,
legalah Nabi Ibrahim AS dan
langsung ber-tahmid
(mengucapkan Alhamdulillâh)
sebanyak-banyaknya. Untuk melaksanakan tugas
ayahnya itu Ismail berpesan
kepada ayahnya, “Wahai
ayahanda! Ikatlah tanganku agar
aku tidak bergerak-gerak
sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar
tidak terlihat oleh ayah,
sehingga tidak timbul rasa iba.
Singsingkanlah lengan baju ayah
agar tidak terkena percikan
darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika
ibu melihatnya tentu akan turut
berduka.” “Tajamkanlah pedang dan
goreskan segera dileherku ini
agar lebih mudah dan cepat
proses mautnya. Lalu bawalah
pulang bajuku dan serahkan
kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya, serta
sampaikan pula salamku
kepadanya dengan berkata,
‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam
melaksanakan perintah Allah.’
Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke
rumah ibu sehingga ibu sehingga
semakin menambah
belasungkawa padaku, dan
ketika ayah melihat anak lain
yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama
sehingga menimbulka rasa sedih
di hati ayah,” sambung Isma'il. Setelah mendengar pesan-pesan
putranya itu, Nabi Ibrahim AS
menjawab, “Sebaik-baik kawan
dalam melaksanakan perintah
Allah SWT adalah kau, wahai
putraku tercinta!” Kemudian Nabi Ibrahim as
menggoreskan pedangnya
sekuat tenaga ke bagian leher
putranya yang telah diikat
tangan dan kakinya, namun
beliau tak mampu menggoresnya. Ismail berkata, “Wahai ayahanda!
Lepaskan tali pengikat tangan
dan kakiku ini agar aku tidak
dinilai terpaksa dalam
menjalankan perintah-Nya.
Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa
diriku taat kepada Allah SWT
dalam menjalan perintah semata-
mata karena-Nya.” Nabi Ibrahim as melepaskan
ikatan tangan dan kaki
putranya, lalu beliau hadapkan
wajah anaknya ke bumi dan
langsung menggoreskan
pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya,
namun beliau masih juga tak
mampu melakukannya karena
pedangnya selalu terpental. Tak
puas dengan kemampuanya,
beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu
itu pun terbelah menjadi dua
bagian. “Hai pedang! Kau dapat
membelah batu, tapi mengapa
kau tak mampu menembus
daging?” gerutu beliau. Atas izin Allah SWT, pedang
menjawab, “Hai Ibrahim! Kau
menghendaki untuk menyembelih,
sedangkan Allah penguasa
semesta alam berfirman, ‘jangan
disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah
Allah?” Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata (bagimu).
Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang
besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106) Menurut satu riwayat, bahwa
Ismail diganti dengan seekor
domba kibas yang dulu pernah
dikurbankan oleh Habil dan
selama itu domba itu hidup di
surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia
masih sempat melihat Nabi
Ibrahim AS menggoreskan
pedangnya ke leher putranya.
Dan pada saat itu juga semesta
alam beserta seluruh isinya ber- takbir (Allâhu Akbar)
mengagungkan kebesaran Allah
SWT atas kesabaran kedua
umat-Nya dalam menjalankan
perintahnya. Melihat itu, malaikai
Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah,
“Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,
Allâhu Akbar”. Nabi Ibrahim AS
menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu
wallâhu Akbar”. Ismail
mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-
bacaan tersebut dibaca pada
setiap hari raya kurban (Idul
Adha).
Kembali Ke Atas Go down
 
Sejarah idul adha.
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Sejarah Nama Bluetooth
» Selamat Hari Raya Idul Fitri
» Sejarah Perang Dunia Ke III
» Sejarah kesultanan banten.
» Sejarah Terbentuknya Samsung

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Cyber HackinG™ | Komunitas Forum Indonesia :: ZONA OBROLAN & RUANG SANTAI :: Kumpulan Artikel-
Navigasi: